Max pun semakin berusaha mendekat, begitu sampai di lokasi. Kejadian telah bubar dan penonton kembali menyaksikan H. Argha menyelesaikan finish terdepan. Max, berjalan ke paddock, biasanya nih kejadian bakal berlanjut di paddock tiap tim yang terlibat, eh kok tenang-tenang aja, bertanyalah ke crew kamar hitung, “Sapa yang berkelahi,” Tanya Max. Dijawab salah seorang crew kamar hitung, “Biasa, kayaknya dendam lama,” bilang crew tersebut.
Dari info lain, dibilang tim H.Rahman Racing Team dengan Tim asal Batulicin.
Nah, padahal kedua tim tersebut paddock saling hadap-hadapan dan suasana terlihat kondusif. Ah, paling damai dan kembali ketawa-ketiwi seperti biasanya, Emosi sesaat.
Eh, besok pagi (senin, 28/11) mendapat info dari kawan media lain ,”Bro, Rahman diperiksa sebagai tersangka pengeroyokan waktu event di Tapin,” bilang kawan tersebut. Pesan pendek pun masuk, berdasar laporan korban ke Polres Tapin nomorLP/31/XI/2011/KSI/Res TPN/Sek Bungur, HR diperiksa sebagai tersangka pengeroyokan bersama lima orang lainnya. NahLo,bisa kena pasal 170 KUHP dengan sanksi ancaman 5 tahun penjara.
Seperti diketahui, pembalap HR adalah putra walikota Banjarmasin, H. Muhidin yang juga seorang Biker. Dugaan keterlibatan H Rahman pada kasus pengeroyokan di saat kejuaraan balap motor garuk tanah di Sirkuit Tebing Tinggi Kecamatan Bungur Tapin, mengundang reaksi sang ayah.
H. Muhidin Menyangkal Anaknya Terlibat
Seperti dilansir dari Inilah.com, kepada wartawan di Banjarmasin, Selasa (29/11), Walikota Banjarmasin HMuhidin, menyangkal keterlibatan anaknya, H Rahman. Ia yakin anaknya tidak ikut terlibat dalam kasus pengeroyokan terhadap Fahrudillah Adam, salah seorang pebalap motor cross di Sirkut Tebing Tinggi, Desa Bungur, Kecamatan Bungur, Kabupaten Tapin, 27 November lalu.
Untuk memperkuat alibinya, Muhidin menunjukkan foto kejadian. “Ini sayapunya fotonya, anak saya tidak terlihat di foto ini kan. Para pelakunya didalam foto itu juga bukan anggota tim anak saya. Bajunya saja sama biru,tapi bukan anggota tim anak saya,” ucap Muhidin memperlihatkan fototersebut di BlackBerry-nya.
Walau begitu, Muhidin mengaku menyayangkan hal itu sampai terjadi. Yangmenyedihkan dia, anaknya ikut terseret hingga ditahan di rumah tahananPolres Tapin. “Saya sebagai orangtua tentunya sedih, apalagi anak sayasampai ditahan,” ucapnya.
Menurut dia, penetapan tersangka terhadap H Rahman, anaknya, dinilaiterlalu cepat. Penilaian itu ia sandarkan pada bukti foto yang iatunjukkan kepada wartawan. Ia yakin keterlibatan anaknya dalam kasuspengeroyokan tersebut, belum jelas. “Sebab dari informasi yang saya terima, begitu selesai balapan anak sayalangsung ke paddock balapan, dan kejadian itu di luar. Setelah itu, barudiberitahu orang lain tentang kejadian itu,” bebernya.
Muhidin berharap, polisi mencari para pelaku sebenarnya yang memangterlibat dalam aksi pengeroyokan tersebut. Untuk membuktikan apakah adaunsur kesengajaan dan direkayasa para pelaku atau tidak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar