Ke tanah air, dia akan membawa lebih dari Rp240 juta.
Selain akan kembali bertemu dengan keluarganya di Indonesia, TKW Warni yang hilang selama 13 tahun juga gembira luar biasa. Pasalnya, majikannya di Arab Saudi berkenan untuk memberikan seluruh gajinya yang selama ini tidak dibayarkan.
Warni diselamatkan dari majikannya saat keduanya datang ke KBRI Riyadh untuk memperpanjang paspor pada 8 April 2014. Kasus hilangnya Warni ramai diberitakan media tanah air tahun 2010 lalu saat ayahnya, Uwas Acing, melapor ke BNP2TKI. Penelusuran BNP2TKI dan KBRI Riyadh tidak membuahkan hasil saat itu, Warni tidak ditemukan.
Saat ini, Warni berada di KBRI dan akan segera dipulangkan ke tanah air.
Selama bekerja untuk majikannya bernama Falah bin Muhaya bin Falhan al Assimi di Dammam, Warni mengaku diperlakukan dengan baik. Namun, dia tidak pernah mendapatkan gaji yang dijanjikan. Menurut Marni, selama 2 tahun pertama, ia dijanjikan gaji sebesar 600 Saudi Arabian Rial (SAR) dan selama 11 tahun berikutnya, gajinya turun menjadi 500 SAR, yang diakuinya atas kesepakatan bersama dengan pihak majikan.
Dalam wawancara dengan KBRI, majikan Warni berkomitmen untuk membayarkan seluruh gajinya. Selain itu, dia membebaskan Warni untuk pulang dan akan membantu proses kepulangannya.
Kebahagiaan Warni semakin lengkap setelah majikannya pada 9 April kemarin akhirnya membayarkan seluruh gajinya. Wanita 23 tahun ini akan pulang membawa uang sebesar 80.400 Saudi Arabian Riyal atau sekitar Rp241.200.000, ditambah 2000 SAR untuk biaya tiket.
Berdasarkan pengakuan Warni, dia lahir tahun 1990, berarti saat tiba di Saudi dia baru berumur 11 tahun. Tapi dalam paspornya, Warni tercatat lahir tanggal 12 Juni 1971 atau berumur 42 tahun. Dipastikan ada pemalsuan data oleh PTKIS yang mengirimkannya, yaitu PT. Acindo Jishu Senta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar